Welcome

MENARA PISA, ITALIA

Menara Pisa merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang dibangun pada 1178. Kontruksi yang miring namun tetap kokoh berdiri walaupun sudah lebih dari 8 abad berdiri dengan kondisi tidak lazim menjadikan menara dengan lonceng di puncaknya ini spesial. BIla ada yang bertanya, “Apakah menara yang kemiringannya bertambah tiap tahun ini bisa roboh?” Jawabannya adalah “Ya”. Menara Pisa pernah hampir roboh pada 7 Januari 1990. Pihak pengelola pun memutuskan untuk menutup menara Pisa untuk publik sebab kemiringan menara sudah dalam taraf mengkhawatirkan dan diprediksi bisa roboh sewaktu-waktu.

Rekonstruksi intensif pun segera dilakukan demi melestarikan monumen bersejarah yang menjadi bagian dari katedral di kota Pisa ini. Seluruh penduduk yang tinggal di sekitar menara dievakuasi untuk mencegah jatuhnya, lonceng di puncak menara pun sementara dipindahkan untuk mengurangi beban menara. Kabel-kabel baja pun digunakan untuk menjaga stabilitas menara. Rekontruksi difokuskan pada perombakan fondasi yang memang menjadi masalah utama. Akhirnya setelah masa rekonstruksi yang intensif, Menara Pisa dibuka lagi untuk umum pada 15 Desember 2001. Pada Mei 2008, para insinyur memastikan bahwa kondisi Menara Pisa akan aman (kemiringan tidak akan bertambah) paling tidak untuk 300 tahun ke depan.

Sejarah Menara Pisa sendiri sebenarnya cukup unik. Menara ini dibangun dalam empat tahapan dan memakan waktu dua abad. Kemiringan yang menjadi daya tarik sebenarnya merupakan kesalahan perhitungan, karena bagian fondasi terlalu kecil dan menara ini dibangun di atas tanah berpasir. Sehingga pada saat pembangunan mencapai lantai ke-3 sebagian menara amblas dan menara menjadi miring. Setelah ditunda selama 100 tahun, akhirnya pembangunan Menara Pisa dilanjutkan dengan menambah 4 lantai lagi yang dibangun ke arah “menuju tegak lurus” untuk mengimbangi kemiringan. Jadi sebenarnya Menara Pisa bukan saja miring, namun juga melengkung.

“Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir” (Mat 7:26) (Red)

Sumber: Renungan Siang, Januari 2010